Postingan

My Thoughts About Marriage

"Kapan nyusul?” pertanyaan seperti ini kerap kali aku dapatkan ketika menghadiri acara pernikahan, baik akad maupun resepsi. Mungkin bagi mereka yang bertanya, itu lumrah, dan bahkan hanya untuk lucu-lucuan saja. Aku juga menganggapnya begitu, nggak mau terlalu memikirkan tentang pertanyaan itu yang justru bisa menjadi beban pikiran. “Kapan nikah?” satu lagi pertanyaan yang sering banget aku dapatkan dimana saja, nggak melulu di tempat orang yang lagi nikahan. Biasanya pertanyaan macam itu dilontarkan kepada orang yang secara usia sudah dianggap pantas untuk menikah. Dan lagi, saya nggak pernah menanggapi hal itu dengan serius. Cuma buang-buang energi plus waktu saja. Lebih baik, aku gunakan waktu dan energiku untuk melakukan hal-hal lain yang lebih positif dan bermanfaat. Misalnya dengan baca buku, nulis, ngerajut atau juga sekedar nonton  youtube . Barangkali bagi mereka pertanyaan itu juga hal yang umum, dan lagi hanya untuk lelucon semata. Jadi ya, nggak usah dimasukkin ke h

Nyesel Kuliah, Salah Jurusan?

Menyesal, salah ambil jurusan. Sempat terlintas, bahkan nyaris sering pikiran itu hinggap di benakku dan menghanttuiku sepanjang waktu. Entah itu pagi, siang, bahkan malam pun aku susah tidur karena memikirkan kalimat itu. Apakah ini hanyalah godaan atau memang seperti inilah kehidupan sesungguhnya?  I don’t know ! Penyesalan. Kata ini selalu datang belakangan. Ya, memang begitu kenyataannya. Takkan ada penyesalan di awal, yang ada hanyalah kegalauan. Penyesalan sebenarnya bukan hanya muncul belakangan, tetapi juga sering muncul di pertengahan. Apa sebenarnya tujuan si penyesalan ini? Bahkan tidak sedikit orang yang putus asa karenanya. Tapi banyak juga orang yang bangkit karenanya. Usiaku kini menginjak 22 tahun, aku seorang sarjana. Lulusan universitas swasta di kotaku. Aku menyelesaikan kuliah tepat waktu, sesuai target yaitu 3,5 tahun. IPK-ku pun lumayan dan tidak bisa dikatakan kecil. Aku wisuda April 2017. Masih  fresh graduate  ya. Hah, anak muda memang senang bermimpi dan

Negeri Jungkir Balik Part 2

Baru-baru ini negeriku yang tanah surga, katanya. Sempat dihebohkan oleh kelakuan beberapa sejoli yang dengan sengaja membuat kekacauan di negeriku tercinta ini. Sungguh aneh tapi nyata, takkan terlupa. Begitulah lirik lagu penyanyi legendaris Almarhum Chrisye. Ya, aneh tetapi nyata adanya. Peristiwa yang menghebohkan seluruh masyarakat Indonesia.  Peristiwa pertama yaitu kisah tiang listrik dan seorang lelaki paruh baya yang belakangan diketahui namanya adalah pak Es’en. Entah apa yang membuat berita ini menjadi viral di mana-mana, baik di dunia nyata, dunia maya, maupun di dunia ghaib. Kabar yang beredar bahwa tiang listrik dengan sengaja menabrak pak Es’en hingga tak sadarkan diri, katanya. Lalu pak Es’en dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan intensif, karena katanya si korban menderita gegar otak dan luka yang teramat sangat parah.  Dulu pak Es’en juga sempat dirawat di rumah sakit karena sakit yang teramat sangat parah hingga koma yang tak kunjung bertitik, katanya.

Negeri Jungkir Balik Part 1

Perkembangan teknologi saat ini semakin maju, tentu akan lebih memudahkan kita umat manusia dalam melakukan suatu pekerjaan. Namun setali tiga uang dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, dampak negatif yang ditimbulkan juga tidak kalah hebatnya dengan manfaatnya. Jika dulu untuk berkomunikasi manusia menggunakan burung merpati misalnya untuk berkirim-kirim surat, kemudian menggunakan telegram, dan pos. Namun sekarang hanya dengan modal jempol saja, dan dengan kecepatan kilat kita bisa mengirim surat maupun mengobrol dengan sanak saudara, kerabat, teman ataupun relasi yang keberadaannya jauh dari tempat dimana kita berada. Dengan perkembangan teknologi informasi ini juga sangat memudahkan kita untuk mendapatkan sebuah informasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Jika dulu kita ingin membaca berita kita harus memberli surat kabar atau majalah, namun saat ini koran dan majalah tidak hanya tersedia dalam bentuk cetak, pun sudah tersedia dalam bentuk elektronik. Yang tentu sa